السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT
HADITS KE 242 :
وَعَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا رَكَعَ فَرَّجَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ وَإِذَا سَجَدَ ضَمَّ أَصَابِعَهُ ) رَوَاهُ اَلْحَاكِمُ
Dari Wail Ibnu Hujr Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bila ruku’ merenggangkan jari-jarinya dan bila sujud merapatkan jari-jarinya. Diriwayatkan oleh Hakim.
MAKNA HADITS :
Rukuk mempunyai dua keadaan; keadaan mencukupi dan keadaan sempurna. Keadaan rukuk mencukupi ialah seseorang hendaklah membungkukkan tulang belakangnya dalam bentuk seperti busur. Keadaan rukuk sempurna ialah seseorang hendaklah menundukkan tulang belakangnya dan meletakkan kedua telapak tangannya pada kedua lutut sambil membuka jari-jari tangannya supaya dapat mencengkram kedua lutut untuk memastikan tulang belakang dengan kepalanya sejajar. Demikian pula ketika sujud dimana seseorang dikehendaki menekankan ketujuh anggota tubuhnya ke tanah sambil menghimpun jari-jari tangannya, karena cara inilah yang lebih sempurna.
FIQH HADITS :
Disyariatkan membuka (merenggangkan) jari kedua tangan ketika rukuk dan menghimpun keduanya ketika sujud.
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..