PERTANYAAN :
Assalamualaikum Ustadz..
Bagaimana hukum mendownload PDF di internet?
JAWABAN :
Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh..
Hukumnya mendownload PDF kitab (buku) ditafsil :
1- Halal, jika ada indikasi (tanda) bahwa pengarang/penerbit PDF kitab (buku) itu ridho.
2- Haram, jika ada indikasi (tanda) bahwa pengarang/penerbit PDF kitab (buku) itu tidak ridho.
(فتاوی الشبكۃ الاءسلاميۃ,جز ٤,صحيفۃ ٤۰۰-٤۰١)
الفتوی الحمد لله والصلاۃ والسلام علی رسول الله وعلی اله وصحبه,اما بعد, فإن الكتب التي احتفظ اصحابها لأنفسهم بحقوق الطبع لا يجوز تصويرها او طبعها الا بإذن من اصحابها كما قرر ذلك المحققون من اهل العلم المعاصرين, فقد قرر مجمع الفقه الإسلامي ان حقوق التأليف والإختراع والإبتكار مصونۃ شرعا, ولأصحابها حق المتصرف فيها, ولا يجوز الإعتداء عليها, هذا اذا كان الشخص يريد تصوير الكتاب كاملا, اما ان كان يريد تصوير موضوع معين او فقرات منه للإستفادۃ منها او للإستشهاد بها فالظاهر ان ذلك ليس بممنوع, لانه لا تأثير له علی الحقوق المادية والمعنوية للمؤلف.
(Fataawaa Asysyabakatil Islaamiyyati, juz 4, halaman:400-401)
Al Fatwa. Bahwa sesungguhnya kitab-kitab yang mana pengarang kitab-kitab itu mempunyai hak cipta untuk mencetak kitab-kitab tersebut, maka kitab-kitab itu tidak boleh di foto copy dan tidak boleh dicetak kecuali dengan idzin pengarang kitab, Sebagaimana yang telah ditetapkan oleh para ulama’ kontemporer ahli tahqiq. Dan Lembaga Fiqih Islam telah menetapkan: Bahwa hak untuk menerbitkan kitab dan hak untuk mencetak kitab dan hak untuk menyewakan kitab dilindungi oleh syara’. Para pengarang kitab itu mempunyai hak untuk bertindak didalam kitab tersebut. Sehingga dilarang menerbitkan dan memfoto copy kitab itu tanpa idzin dari pengarang kitab. Hal yang diatas ini jika seseorang ingin memfoto copy kitab secara keseluruhan. Adapun jika seseorang itu ingin memfoto copy suatu topic (judul) tertentu atau satu bab dari kitab itu, untuk mengambil faidah dari kitab itu, atau untuk menjadikan rujukan (foot note) dengan kitab itu, maka menurut pendapat yang jelas, bahwa memfoto copynya tidak dilarang. Alasannya ialah: Karena tidak ada pengaruh dari orang itu bagi hak materi dan hak maknawi milik pengarang kitab tersebut.
(عمدۃ المفتي والمستفتي,جز ٢,صحيفۃ ١٥٢)
مسائلۃ,لا يجوز اخذ كتاب الغير لينتقل منه الا مسئلۃ الا باءذن من مالكه,فان اخذه بغير اذنه ضمنه ان تلف,فاما اذا لم يأخذه ونقل منه المسئلۃ من غير الإستيلاء فهو جائز, وان لم يرض صاحبها كاقتباس النار, والحديث الوارد في النهي عن النظر عن كتاب الغير بغير اذنه محمول علی كتاب مشتمل علی ما لا يرضی صاحبها بالإطلاع عليه كالرسائل المتضمنة لخبر لا يرضی صاحبه بالعلم بما فيه كتب العلم بلا خلاف
(Umdatul Muftii Wal Mustaftii,juz 2,halaman 152)
Masalah. Tidak boleh mengambil kitab orang lain, untuk mengutip tulisan dari kitabnya, kecuali dengan idzin pemilik kitab tersebut. Jika seseorang mengambil kitab orang lain tanpa idzin dari pemilik kitab maka orang yang mengambil kitab itu wajib mengganti kitab itu jika kitab itu rusak. Adapun jika seseorang itu tidak mengambil kitab milik orang lain, dan seseorang itu hanya mengutip satu masalah dengan tanpa berniat menguasai kitab itu maka hal itu diperbolehkan, walaupun pemilik kitab itu tidak ridho. Dan hal ini adalah diqiaskan (disamakan) dengan mengambil sedikit api. Adapun haditsnya nabi Muhammad yang melarang kepada kita untuk melihat kitab orang lain dengan tanpa idzin pemilik kitab, kemungkinan mengenai kitab yang mengandung tulisan yang mana pemilik kitab itu tidak ridho jika kita melihat tulisannya. Perumpamaannya adalah seperti jika kita melihat surat milik orang lain, yang mana surat itu mengandung suatu berita, yang mana pemilik surat itu tidak ridho jika kita mengetahui berita yang ada di surat tersebut. Terutama jika surat itu mengandung tulisan tentang ilmu tertentu.
Wallahu a’lamu bisshowab..