السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT
HADITS KE 234 :
وَعَنْ حُذَيْفَةَ رضي الله عنه قَالَ : (صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَمَا مَرَّتْ بِهِ آيَةُ رَحْمَةٍ إِلَّا وَقَفَ عِنْدَهَا يَسْأَلُ وَلَا آيَةُ عَذَابٍ إِلَّا تَعَوَّذَ مِنْهَا) أَخْرَجَهُ الْخَمْسَةُ وَحَسَّنَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ
Hudzaifah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku sholat bersama Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam setiap melewati bacaan ayat tentang rahmat beliau berhenti untuk berdo’a meminta rahmat dan setiap melewati bacaan tentang adzab beliau berhenti untuk berdo’a meminta perlindungan dari-Nya. Dikeluarkan oleh Imam Lima. Hadits hasan menurut Tirmidzi.
MAKNA HADITS :
Para nabi dan rasul adalah orang yang terpelihara dari berbuat kesalahan. Sungguhpun begitu, mereka senantiasa merasa takut kepada Allah, selalu memohon ampunan kepada-Nya dan takut akan siksa-Nya. Mereka senantiasa bertafakur ketika membaca kitab samawi dan memohon supaya dimasukkan ke dalam syurga ketika membaca kisah yang berkaitan dengannya, dan memohon perlindungan kepada Allah ketika membaca ayat-ayat azab-Nya, supaya Allah memelihara mereka dari dijerumuskan ke dalam neraka dan siksa-Nya. Apa yang disebutkan
dalam hadis ini yang antara lain do’a, tangisan dan permohonan Nabi (s.a.w) barangkali dilakukan ketika mengerjakan sholatul lail sebagaimana yang difahami
dari hadis Imam Ahmad dan Abu Dawud.
FIQH HADITS :
1. Dianjurkan untuk memikirkan makna ayat-ayat yang dibaca ketika dalam sholat.
2. Disyariatkan memohon rahmat ketika dalam sholat apabila sampai pada ayat yang di dalamnya menceritakan rahmat, dan memohon perlindungan ketika
sampai pada ayat yang di dalamnya menceritakan makna siksaan atau azab. Inilah pendapat mazhab al-Syafi’i dimana mereka mengatakan bahwa dalam kaitan ini tidak ada perbedaan antara imam, makmum atau orang yang sholat sendirian, baik dalam sholat fardu maupun sgolat sunat; semuanya harus
memohon rahmat ketika membaca ayat rahmat dan memohon perlindungan ketika membaca ayat azab. Mazhab Hanafi mengatakan bahwa itu hanya disunatkan ketika mengerjakan sholat sunat, bukannya dalam sholat fardu. Hal
yang sama turut dikemukakan pula oleh mazhab Maliki, dimana mereka mengatakan bahwa berdo’a ketika sedang membaca ayat al-Qur’an dalam sholat fardu hukumnya makruh, kecuali bagi makmum. Makmum boleh membaca sholawat ke atas Nabi (s.a.w) apabila sebutannya dituturkan dalam bacaan al-Qur’an, dibolehkan memohon surga apabila membaca ayat yang di dalamnya dikisahkan tentang surga, dan dibolehkan memohon perlindungan dari neraka apabila membaca ayat yang di dalamnya dikisahkan tentang neraka.
Imam Ahmad meriwayatkan satu hadis dari Abdul Rahman ibn Abu Laila dari ayahandanya, beliau berkata:
سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقرأ في صلاة ليست بفريضة، فمرت بذكر الجنة والنار، فقال : أعوذ بالله من النار، ويل لأهل النار
“Saya pernah mendengar Nabi (s.a.w) membaca al-Qur’an ketika dalam sgolat yang bukan sholat fardu, lalu baginda membaca ayat yang menyebutkan tentang surga dan neraka. Maka baginda berdoa: “Aku berlindung kepada Allah dari neraka, celakalah bagi penghuni neraka itu.”
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..