السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
_*BAB MASJID*_
HADITS KE 202 :
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : ( بَعَثَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم خَيْلاً فَجَاءَتْ بِرَجُلٍ فَرَبَطُوهُ بِسَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي اَلْمَسْجِدِ ) اَلْحَدِيثَ . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah mengirim pasukan berkuda lalu mereka datang membawa seorang tawanan mereka mengikatnya pada salah satu tiang masjid. Muttafaq Alaihi.
MAKNA HADITS :
Hadis ini telah diterangkan sebelum ini dalam bab mandi dalam kaitannya orang kafir disyariatkan jika masuk Islam. Dalam bab ini kami sengaja mengulanginya lagi dalam kaitannya orang kafir boleh diikat sebagai tawanan di dalam masjid.
FIQH HADITS :
1. Boleh mengikat tawanan di dalam masjid, meskipun tawanan itu orang kafir.
2. Orang musyrik dibolehkan memasuki masjid kecuali Masjid al-Haram.
Imam Malik berkata: “Orang musyrik tidak boleh memasuki masjid kecuali karena
ada satu keperluan yang teramat penting.”
Imam al-Syafi‟i berkata: “Orang musyrik baik ahli kitab ataupun selainnya boleh memasuki masjid setelah mendapat kebenaran orang muslim kecuali Masjid al-Haram di Mekah dan
tanah suci.”
Imam Abu Hanifah mengatakan bahwa ahli kitab boleh memasuki semua masjid namun kafir selain ahli kitab tidak dibolehkan.
Imam Abu Hanifah mengemukakan hujah untuk menguatkan pendapatnya dengan satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam kitab al-Musnad dengan sanad jayyid melalui Jabir (r.a) bahwa Rasulullah (s.a.w)
pernah bersabda:
لايدخل مسجدنا هذا بعد عامنا هذا مشرك الا أهل العهد وخدمهم
“Sesudah tahun kita sekarang ini orang musyrik tidak boleh lagi memasuki masjid kita, kecuali ahli kitab dan para pembantu mereka.”
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..