DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN ALUMNI BATA-BATA

DPP IKABA

DEWAN PIMPINAN PUSAT IKATAN ALUMNI BATA-BATA

Kategori
003. BAB SYARAT-SYARAT SHALAT B. KITAB SHALAT (IBANAH AL-AHKAM) KAJIAN HADITS

HADITS KE 182 : HUKUM MENGGENDONG BAYI KETIKA SHALAT

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله الرحمن الرحيم

KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI

BAB SYARAT-SYARAT SHOLAT

HADITS KE 182 :

وَعَنْ أَبِي قَتَادَةَ رضي الله عنه قَالَ : ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي وَهُوَ حَامِلٌ أُمَامَةَ بِنْتِ زَيْنَبَ فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَهَا وَإِذَا قَامَ حَمَلَهَا ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَلِمُسْلِمٍ : ( وَهُوَ يَؤُمُّ اَلنَّاسَ فِي اَلْمَسْجِدِ)

Abu Qotadah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Pernah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam sholat sambil menggendong Umamah putri Zainab. Jika beliau sujud beliau meletakkannya dan jika beliau berdiri beliau menggendongnya. Muttafaq Alaihi. Dalam riwayat Muslim: Sedang beliau mengimami orang.

MAKNA HADITS :

Akhlak Rasulullah (s.a.w) sungguh mulia, berbelas kasihan, kerap menggendong anak-anak dan gemar menyantuni fakir miskin. Baginda pernah menggendong cucu perempuannya ketika sedang mengerjakan shalat. Itu baginda lakukan untuk menjelaskan kepada para sahabat bahwa pakaian dan tubuh anak-anak itu suci.

Anak-anak tidak dilarang masuk ke masjid selagi kehadiran mereka tidak mengganggu orang yang sedang shalat. Itu sekaligus sebagai tantangan terhadap tradisi Jahiliah yang membenci anak-anak perempuan, hingga kebencian itu sampai mendorong mereka menguburkan anak perempuan dalam keadaan hidup-hidup.

FIQH HADITS :

1. Rasulullah (s.a.w) bersikap rendah hati terhadap anak-anak dan semua orang dhu’afa dengan bersikap lemah lembut dan kasih sayang kepada mereka.

2. Anak-anak diperbolehkan masuk ke dalam masjid, tetapi dengan syarat hendaklah mereka tidak mengganggu orang yang sedang shalat dan tidak mengotori masjid.

3. Boleh menggendong anak-anak ketika dalam shalat.

4. Pakaian dan tubuh anak-anak itu suci selagi tidak ada najis padanya.

5. Gerakan yang sedikit dalam shalat tidak membatalkannya.

6. Melakukan gerakan dalam shalat secara tidak berterusan tidak membatalkan shalat.

Wallahu a’lam bisshowab..

Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.

Semoga bermanfaat. Aamiin..

Oleh ANWARI ACHMAD

Anggota IKABA Larangan, alumni tahun 1992

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *