PERTANYAAN :
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Berapa persen bagian yang dapat diterima oleh amil zakat dalam pengumpulan zakat fitrah/ mal?
Mohon dengan referensinya.
JAWABAN :
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Amil zakat mendapatkan 1/8 (12,5%) dari dana yang terhimpun.
Madzhab Syafi’ei dan Hambaliyah memjelaskan bahwa adanya Amil zakat haruslah didahulukan pemberian zakat sebelum yang lain (dibandingkan dari yang lain).
Adapun bagian dari Amil zakat sebagaimana yang yang dikatakan oleh Madzhab Syafi’eiyah dari perkataan Hambaliyah adalah 1/8 zakat ukuran haknya yang harus diambilnya, dan jika bertambah dari haknya maka selebihnya harus dikembalikan kepada semua bagian, dan jika kurang dari kurang dari haknya (dalam ukuran1/8) maka harus disempurnakan baginya dari bagian beberapa kemaslahatan, dikatakan yaitu dari bagian yang sisa.
Menurut Madzhab Hambaliyah Ujrah (Ongkos)nya amil harus didahulukan dari semua asnaf yang lain.
Referensi :
موسوعة الفقهية ص١٤٤٠١
اَلتَّرتِيْبُ بَيْنَ الْمَصَارِفِ
– صَرَّحَ الشَّافِعِيَّةُ والْحَنَابِلَة بِأَن الْعَامِلِ عَلَى الزَّكَاةِ يُبْدَأُ بِهٖ قَبْلَ غَيْرِهٖ فِى الإعْطَاءِ مِنَ الزَّكَاةِ؛ لأَِنَّهُ يَأْخُذُ عَلَى وَجْهِ الْعِوَضِ عَنْ عَمَلِهِ، وَغَيْرُهُ يَأْخُذُ عَلَى سَبِيل الْمُوَاسَاةِ، قَال الشَّافِعِيَّةُ وَهُوَ قَوْلٌ عِنْدَ الْحَنَابِلَةِ: فَإِنْ كَانَ سَهْمُ الْعَامِلِينَ وَهُوَ ثُمُنُ الزَّكَاةِ قَدْرَ حَقِّهِ أَخَذَهُ، وَإِنْ زَادَ عَنْ حَقِّهِ رُدَّ الْفَاضِل عَلَى سَائِرِ السِّهَامِ، وَإِنْ كَانَ أَقَل مِنْ حَقِّهِ تُمِّمَ لَهُ مِنْ سَهْمِ الْمَصَالِحِ، وَقِيل: مِنْ بَاقِي السِّهَامِ.
وَالْمَذْهَبُ عِنْدَ الْحَنَابِلَةِ أَنَّ الْعَامِل يُقَدَّمُ بِأُجْرَتِهِ عَلَى سَائِرِ الأَْصْنَافِ، أَيْ مِنْ مَجْمُوعِ الزَّكَاةِ.
أَمَّا مَا بَعْدَ ذَلِكَ، فَقَال الشَّافِعِيَّةُ: يُقْسَمُ بَيْنَ بَاقِي الأَْصْنَافِ كَمَا تَقَدَّمَ.
وَنَظَرَ الْحَنَفِيَّةُ وَالْمَالِكِيَّةُ إِلَى الْحَاجَةِ، فَقَال الْحَنَفِيَّةُ: يُقَدَّمُ الْمَدِينُ عَلَى الْفَقِيرِ لأَِنَّ حَاجَةَ الْمَدِينِ أَشَدُّ، وَرَاعَى الْحَنَفِيَّةُ أُمُورًا أُخْرَى تَأْتِي فِي نَقْل الزَّكَاةِ.
وَقَال الْمَالِكِيَّةُ: يُنْدَبُ إِيثَارُ الْمُضْطَرِّ عَلَى غَيْرِهِ بِأَنْ يُزَادَ فِي إِعْطَائِهِ مِنْهَا.
وَنَظَرَ الْحَنَابِلَةُ إِلَى الْحَاجَةِ مَعَ الْقَرَابَةِ فَقَالُوا: يُقَدَّمُ الأَْحْوَجُ فَالأَْحْوَجُ اسْتِحْبَابًا، فَإِنْ تَسَاوَوْا قُدِّمَ الأَْقْرَبُ إِلَيْهِ، ثُمَّ مَنْ كَانَ أَقْرَبَ فِي الْجِوَارِ وَأَكْثَرَ دِينًا، وَكَيْفَ فَرَّقَهَا جَازَ، بَعْدَ أَنْ يَضَعَهَا فِي الأَْصْنَافِ الَّذِينَ سَمَّاهُمُ اللَّهُ تَعَالَى (١) .
(١) ابن عابدين ٢/ ٦١، ٦٩، والشرح الكبير ١ / ٤٩٨، والمجموع ٦/ ١٨٧، والمغني ٢ / ٦٨٩ والإنصاف ٣ / ٢٣٩
Di dalam fatwa MUI no 8 tahun 20011 bahwa Pendapat Imam Al-Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzzab ( 6/168 ) mengenai orang-orang yang dapat masuk kategori sebagai Amil sebagai berikut: “Para pengikut madzhab Syafi’i berpendapat : Dan diberi bagian dari bagian Amil yaitu ; Pengumpul wajib zakat, orang yang mendata, mencatat, mengumpulkan, membagi dan menjaga harta zakat. Karena mereka itu termasuk bagian dari Amil Zakat. Tegasnya, mereka mendapatkan bagian dari bagian Amil sebesar 1/8 dari harta zakat karena mereka merupakan bagian dari Amil yang berhak mendapatkan upah sesuai dengan kewajarannya.
Di dalam fatwa tersebut sudah jelas bahwa pemberian hak amil adalah 1/8 dari harta zakat tersebut atau sekitar 12.5%. Hal ini sudah sangat besar dan pas sekali yang didapat oleh amil dalam kaitannya dengan mengelola, mendistribusikan, mengurusi, dan mencari dana zakat untuk ditasarufkan kepada mereka-mereka yang berhak mendapatkannya, baik itu bersifat konsumtif ataupun bersifat produktif dalam pemberdayaannya.
والله أعلم بالصواب