DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN ALUMNI BATA-BATA

HADITS KE 170 : SHALAT SUNNAH DI ATAS KENDARAAN TANPA MENGHADAP QIBLAT

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله الرحمن الرحيم

KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI

BAB SYARAT-SYARAT SHOLAT

HADITS KE 170 :

وَعَنْ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ رضي الله عنه قَالَ : ( رَأَيْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي عَلَى رَاحِلَتِهِ حَيْثُ تَوَجَّهَتْ بِهِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ زَادَ اَلْبُخَارِيُّ ( يُومِئُ بِرَأْسِهِ وَلَمْ يَكُنْ يَصْنَعُهُ فِي اَلْمَكْتُوبَةِ )

وَلِأَبِي دَاوُدَ : مِنْ حَدِيثِ أَنَسٍ : ( كَانَ إِذَا سَافَرَ فَأَرَادَ أَنْ يَتَطَوَّعَ اِسْتَقْبَلَ بِنَاقَتِهِ اَلْقِبْلَةِ فَكَبَّرَ ثُمَّ صَلَّى حَيْثُ كَانَ وَجْهَ رِكَابِهِ ) وَإِسْنَادُهُ حَسَنٌ

Amir Ibnu Rabi’ah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku melihat Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam sholat di atas kendaraannya ke arah mana saja kendaraan itu menghadap. Muttafaq Alaihi. Bukhari menambahkan: Beliau memberi isyarat dengan kepalanya namun beliau tidak melakukannya untuk sholat wajib.

Dalam riwayat Abu Dawud dari hadits Anas Radliyallaahu ‘anhu : Apabila beliau bepergian kemudian ingin sholat sunat maka beliau menghadapkan unta kendaraannya ke arah kiblat. Beliau takbir kemudian sholat menghadap ke arah mana saja kendaraannya menghadap. Sanadnya hasan.

MAKNA HADITS :

Menghadap ke arah kiblat merupakan salah satu syarat bagi sahnya sholat. Namun Allah (s.w.t) memberikan rukhsah dalam sholat sunat ketika dalam perjalanan, baik bagi mereka yang berjalan kaki maupun yang berkenderaan. Orang yang berkenderaan diperbolehkan sholat menghadap ke arah mana kenderaan itu mengarah atau menghadap dengan syarat tertentu yang telah disebutkan di dalam kitab fiqh secara terperinci. Dalam kaitan ini turunlah firman Allah (s.w.t):

….فأينما تولوا فثم وجه الله….

“… Ke arah mana pun kalian, menghadap, maka di situlah wajah Allah…” (Surah al-Baqarah: 115)

Nabi (s.a.w) pernah mengerjakan sholat sunat di atas kenderaannya ketika baginda kembali dari Mekah menuju Madinah setelah mengerjakan haji wada‟.
Sedangkan syarat sholat fardu adalah menghadap ke arah kiblat.

FIQH HADITS :

1. Sah mengerjakan sholat sunat di atas kendaraan, sekalipun tidak menghadap ke arah kiblat, karena arah di dalam perjalanan sudah dianggap sebagai kiblat baginya dan ini merupakan rukhsah (kemurahan) dari Allah (s.w.t).

2. Sholat fardu tidak boleh dikerjakan di atas kendaraan karena menghadap kiblat tidak dapat dilakukan dengan sempurna.

3. Seorang yang musafir boleh mengerjakan sholat sunat di atas kendaraan dan disyariatkan menghadap kiblat ketika melakukan takbiratul ihram saja.

Wallahu a’lam bisshowab..

Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.

Semoga bermanfaat. Aamiin..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

#TERKINI

#WARTA

#HUKUM