السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
BAB SYARAT-SYARAT SHOLAT
HADITS KE 165 :
وَعَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ لَهُ ( إِنْ كَانَ اَلثَّوْبُ وَاسِعًا فَالْتَحِفْ بِهِ ) – يَعْنِي فِي الصَّلَاةِ – وَلِمُسْلِمٍ ( فَخَالِفْ بَيْنَ طَرَفَيْهِ – وَإِنْ كَانَ ضَيِّقًا فَاتَّزِرْ بِهِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Jabir Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepadanya: Apabila kain itu lebar maka berkerudunglah dengannya -yakni dalam sholat.- Menurut riwayat Muslim: Maka selempangkanlah di antara dua ujungnya dan apabila sempit maka bersarunglah dengannya. Muttafaq Alaihi.
MAKNA HADITS :
Hukum menutup aurat di dalam sholat adalah wajib. Diperbolehkan sholat dengan memakai sehelai kain dan seseorang tidak disyaratkan memakai dua helai kain (pakaian) ketika mengerjakan sholat. Ini merupakan salah satu kemudahan dalam Islam. Namun apabila kain yang dipakai itu sempit (tidak lebar), maka hendaklah seseorang yang memakainya menjadikannya sebagai kain sarung untuk menutup auratnya dan aurat lelaki itu ialah antara pusat hingga kedua lutut. Jika kain itu lebar, maka hendaklah dia melipat kedua tepinya secara bersilang untuk menutup bagian atas tubuh.
FIQH HADITS :
Boleh mengerjakan sholat dengan memakai sehelai kain. Jika kain tersebut lebar, maka selebihnya hendaklah dilipat ke atas bagian tubuh secara bersilang pada
kedua ujungnya sesudah bersarung dengannya. Apabila kain itu sempit (tidak lebar), maka cukuplah dipakai untuk bersarung agar menutupi auratnya.
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..