PERTANYAAN :
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Diskripsi masalah:
Tidak diragukan lagi, bahwa tujuan pokok perkawinan ialah demi kelangsungan jenis manusia. Sedang kelangsungan jenis manusia ini hanya mungkin dengan berlangsungnya keturunan. Islam sendiri sangat suka terhadap banyaknya keturunan dan memberkati setiap anak, baik laki-laki ataupun perempuan. Namun di balik itu ada di sebagian masyarakat yang berusaha mencegah atau mengatur keturunan dengan ikut program KB (Keluarga Berencana)/ Susuk yang diporgram oleh pemerintah.
Pertanyaannya :
Bagaimanakah hukumnya wanita melakukan hal tersebut?
JAWABAN :
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Hukum mengikuti program KB (Keluarga Berencana)/ susuk, baik dengan suntik, pil atau spiral ditafshil :
– Bila niatnya mengatur jarak kelahiran, maka hukumnya boleh. Apalagi kalau tujuannya agar pendidikan anak-anaknya menjadi lebih terarah.
– Bila niatnya memutus atau menghentikan kelahiran, maka hukumnya haram, terkecuali ada udzur syar’i, misalnya kata dokter yang ahli lagi adil, ada masalah besar yang membahayakan jiwanya jika mengandung.
Referensi :
– Syarqowi juz 2 hlm 332:
وعبارته: واما استعمال ما يقطع الحبل من اصله فهو حرام بخلاف ما يقطعه بل يبطئه مدة فلا يحرم بل ان كان لعذر كتربية ولد لم يكره ايضا
– Majallah Al-Majmu’ah Al-Fiqhiy, Juz 1, Hal : 748 :
ويجوز التحكم المؤقت في الإنجاب بقصد المباعدة بين فترات الحمل أو إيقافه لمدة معينة من الزمان إذا دعت إليه حاجة معتبرة شرعاً بحسب تقدير الزوجين عن تشاور بينهما وتراض بشرط أن لا يترتب على ذلك ضرر وأن تكون الوسيلة مشروعة وأن لا يكون فيها عدوان على حمل قائم.
(تلخيص المراد,صحيفۃ ٢٤٧)
افتی ابن عبد السلام وابن يونس باءنه لا يحل للمراءۃ ان تستعمل دواء يمنع الحمل ولو برضا الزوج.
Syekh Ibnu Abdissalam dan Ibnu Yusuf berfatwa bahwa bagi wanita tidak halal menggunakan obat pencegah kehamilan walaupun dengan persetujuan suami.
(اعانۃ الطالبين,جز ٤,صحيفۃ ١٣۰) ويحرم استعمال ما يقطع الحمل.
“Haram penggunaan perkara yang mencegah kehamilan”.
والله أعلم بالصواب