السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
BAB TENTANG MANDI DAN JUNUB
HADITS KE 96 :
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه ( -فِي قِصَّةِ ثُمَامَةَ بْنِ أُثَالٍ عِنْدَمَا أَسْلَم- وَأَمَرَهُ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم أَنْ يَغْتَسِلَ ) رَوَاهُ عَبْدُ اَلرَّزَّاق ِ وَأَصْلُهُ مُتَّفَقٌ عَلَيْه
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu tentang kisah tsamamah Ibnu Utsal ketika masuk Islam Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam menyuruhnya mandi. Riwayat Abdur Rozaq dan asalnya Muttafaq Alaihi.
MAKNA HADITS :
Jika orang kafir masuk Islam, maka batinnya menjadi suci dari ‘akidah yang bathil. Oleh sebab itu, syari’at memerintahkan mandi supaya dzahirnya turut menjadi suci dari kekufuran dan sisa-sisa junub yang dilakukan ketika masih kafir. Tujuannya ialah supaya dia bersiap sedia melakukan ibadah dengan dzahir dan batin yang suci serta keyakinan dan amal yang suci pula.
FIQH HADITS :
Disyari’atkan mandi bagi orang yang baru masuk Islam. Ulama berbeda pendapat dalam masalah ini. Imam Ahmad mewajibkan mandi berlandaskan kepada dzahir hadits. Imam Malik dan Imam al-Syafi’i mewajibkannya pula bagi orang yang pernah berjunub ketika kafir, baik dia telah mandi ataupun belum, sedangkan bagi yang tidak pernah berjunub ketika kafir, hukum mandi itu hanyalah sunat. Imam Abu Hanifah mewajibkan mandi bagi orang yang berjunub ketika kafir sedangkan dia tidak pernah mandi junub dan mandi tidak wajib baginya apabila dia pernah mandi semasa dia kafir.
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..