HADITS KE 05. LARANGAN MANDI DAN KENCING DALAM AIR TIDAK MENGALIR

kajian hadist ikaba 20180309_0216141181150331..jpg

ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ : ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู„ูŽุง ูŠูŽุบู’ุชูŽุณูู„ู’ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู’ ูููŠ ุงู„ู’ู…ูŽุงุกู ุงู„ุฏู‘ูŽุงุฆูู…ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุฌูู†ูุจูŒ ุฃูŽุฎู’ุฑูŽุฌูŽู‡ู ู…ูุณู’ู„ูู…ูŒ

ู„ูู„ู’ุจูุฎูŽุงุฑููŠู‘ู ู„ูŽุง ูŠูŽุจููˆู„ูŽู†ู‘ูŽ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู’ ูููŠ ุงู„ู’ู…ูŽุงุกู ุงู„ุฏู‘ูŽุงุฆูู…ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ู„ูŽุง ูŠูŽุฌู’ุฑููŠ ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽุบู’ุชูŽุณูู„ู ูููŠู‡ู

ูˆูŽู„ูู…ูุณู’ู„ูู…ู ู…ูู†ู’ู‡ู ูˆูŽู„ูุฃูŽุจููŠ ุฏูŽุงูˆูุฏ : ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽุบู’ุชูŽุณูู„ู ูููŠู‡ู ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ุฌูŽู†ูŽุงุจูŽุฉู

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu โ€˜anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu โ€˜alaihi wa Sallam bersabda: โ€œJanganlah seseorang di antara kalian mandi dalam air yang tergenang (tidak mengalir) ketika dalam keadaan junub.โ€ Dikeluarkan oleh Muslim.

Menurut Riwayat Imam Bukhari: โ€œJanganlah sekali-kali seseorang di antara kamu kencing dalam air tergenang yang tidak mengalir kemudian dia mandi di dalamnya.โ€

Menurut riwayat Muslim dan Abu Dawud: โ€œDan janganlah seseorang mandi junub di dalamnya.โ€

Makna Hadits

Hadits ini merupakan salah satu dasar yang membahas tentang bersuci yang dianjurkan oleh syariat Islam. Melalui hadits ini Rasulullah (SAW) melarang orang yang junub mandi didalam air yang tergenang dan tidak mengalir, sebab dengan kerap mandi di dalamnya dikhawatirkan akan mengakibatkan air menjadi berubah. Tujuan utama larangan ini ialah menjauhkan diri dari hal-hal yang kotor ketika bertaqarrub (ibadah mendekatkan diri) kepada Allah. Hadits ini mengandung larangan kencing sekaligus mandi di dalam air yang tidak mengalir. Adapun larangan kencing didalam air yang tergenang maka ini disimpulkan dari riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Muslim. Riwayat Muslim mengatakan bahwa Nabi (SAW) melarang kencing dan mandi didalam air yang tergenang, apabila orang yang bersangkutan dalam keadaan junub. Larangan ini menunjukkan hukum makruh bagi air yang banyak, dan haram bagi air yang jumlahnya sedikit.

Fiqh Hadits :

  1. Orang yang junub dilarang mandi di dalam air yang tergenang (tidak
    mengalir).
  2. Air yang tergenang tidak najis karena orang yang junub mandi di dalamnya, sebaliknya ia hanya menghapuskan sifat menyucikannya. Jadi, airnya masih boleh digunakan untuk keperluan lain kecuali untuk menghilangkan hadats dan menghilangkan najis.
  3. Dilarang kencing di dalam air yang tergenang, sebab itu akan menyebabkan air menjadi tercemar.
  4. Hadits ini membuktikan bahwa air kencing itu najis.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *