PERTANYAAN :
Assalaamu alaikum ustadz..
Nyambung dari pertanyaan sholat lihurmatil wakti.
1- kalau umpama pakaian kenak najis dan tidak ada pakaian lagi yang mau dipakainya apa masih bisa sholat lihurmatil wakti itu?
2- Tata cara sholatnya seperti apa?
Terimakasih ustadz..
JAWABAN :
Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh..
1. Apabila pakaian terkena najis dan tidak ada pakaian lagi yang bisa dipakai maka Boleh Sholat Lihurmatil Wakti.
BERIKUT HAL-HAL YANG MENGAKIBATKAN SHALAT LI HURMATIL WAQTI :
• Tidak mendapati sarana bersuci baik berupa air atau debu
• Shalat dengan tidak mampu menghilangkan najis dari tubuhnya
• Shalat dengan tidak mampu mengetahui masuknya waktu shalat
• Shalat dengan tidak mampu menemukan tempat atau alas yang suci dari najis.
Referensi :
ومن لم يجد ماء ولا ترابا يصلي لحرمة الوقت
Barangsiapa tidak mendapati air atau debu maka shalatlah sekedar menghormati waktu. [ Raudhah at-Thoolibiin I/26 ].
أَنَّ مَنْ فَقَدَ السُّتْرَةَ يُصَلِّي عَارِيًّا وَلَا إعَادَةَ عَلَيْهِ ، بِخِلَافِ الْمُحْدِثِ وَمَنْ بِبَدَنِهِ نَجَاسَةٌ فَإِنَّ كُلًّا مِنْهُمَا يُصَلِّي لِحُرْمَةِ الْوَقْتِ وَيُعِيدُ
Bila seseorang tidak mendapati penutup aurat maka shalatlah dengan telanjang dan tidak ada kewajiban mengulangi shalat baginya, berbeda dengan shalatnya orang yang sedang hadats dan orang yang dalam tubuhnya najis maka masing-masing darinya diwajibkan shalat untuk menghormati waktu dan mengulangi shalatnya. [ Nihaayah al-Muhtaaj I/17 ].
( قوله فمن صلى بدونها ) أي بدون المعرفة المذكورة وقوله لم تصح صلاته أي إن كان قادرا وإلا صلى لحرمة الوقت اه شوبري
Keterangan yang mengatakan; barangsiapa shalat tanpa mengetahui waktu masuknya shalat maka shalatnya tidak sah apabila ia mampu berusaha mengetahui waktu shalat, apabila tidak, shalatlah sekedar menghormati waktu. [ I’aanah at-Thoolibiin I/115 ].
وَإِنْ لَمْ يَجِدْ مَوْضِعًا طَاهِرًا وَلَا بِسَاطًا طَاهِرًا صَلَّى لِحُرْمَةِ الْوَقْتِ
Barangsiapa tidak mendapati tempat yang suci atau tikar yang suci maka shalatlah sekedar menghormati waktu. [ Al-Haawy li as-Syaafi’i I/275 ].
2. TATACARA SHALAT LIHURMATIL WAKTI :
SHALAT LI HURMATIL WAQTI Adalah shalat yang di lakukan seseorang sekedar penghormatan terhadap waktu akibat tidak terpenuhinya syarat-syarat menjalankan shalat seperti suci dari hadats kecil atau besar, suci badan dan tempat shalatnya dari najis dan lain-lain.
Shalat yang dilakukan dalam kondisi semacam ini menurut syafi’iyyah wajib diulangi meskipun sudah menggugurkan tuntutan kewajiban shalat baginya saat itu dalam arti andai setelah shalat ia meninggal dunia, dirinya tidak dihukumi meninggalkan shalat dan maksiat.
Referensi :
حكم فاقد الطهورين : 41 – فاقد الطهورين هو الذي لم يجد ماء ولا صعيدا يتيمم به ، كأن حبس في مكان ليس فيه واحد منهما ، أو في موضع نجس ليس فيه ما يتيمم به ، وكان محتاجا للماء الذي معه لعطش ، وكالمصلوب وراكب سفينة لا يصل إلى الماء ، وكمن لا يستطيع الوضوء ولا التيمم لمرض ونحوه .فذهب جمهور العلماء إلى أن صلاة فاقد الطهورين واجبة لحرمة الوقت ولا تسقط عنه مع وجوب إعادتها عند الحنفية والشافعية ، ولا تجب إعادتها عند الحنابلة ، أما عند المالكية فإن الصلاة عنه ساقطة على المعتمد من المذهب أداء وقضاء
Wallahu a’lamu bisshowab..