PERTANYAAN :
Assalamualaikum ustadz..
Ada orang menggadaikan tanah. misalnya si A menggadaikan tanah Rp. 10 juta kepada si B, si A bilang kalau punya uang nanti saya tebus, setelah sampai dua tahun si B bilang ke si A “tanah itu boleh ditebus tapi harus lebih dari 10 juta, kalau tidak lebih maka tidak akan aku kasih”.
Pernyaannya :
Bagaimana persyaratan yang diucapkan di akhir waktu seperti kejadian di atas? Mohon dijawab ustad..
JAWABAN :
Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh..
Kalau janji tersebut disebutkan dalam aqad/ transaksi maka hukumnya riba/ harom, akan tetapi bila janji tersebut tidak disebut ketika aqad maka hukumnya halal tapi makruh bila si penghutang memang mengharapkan lebih. :
بغية المسترشدين
.إذ القرض الفاسد المحرم هو القرض المشروط فيه النفع للمقرض، هذا إن وقع في صلب العقد، فإن تواطأ عليه قبله ولم يذكر في صلبه أو لم يكن عقد جاز مع الكراهة كسائر حيل الربا الواقعة لغير غرض شرعي.
حاشية الجمل جز 3
وفسد اى الإقراض بشرط جر نفعا للمقرض كرد زيادة الى أن قال ومعلوم أن محل الفساد اذا وقع الشرط في صلب العقد أما لو توافقا على ذلك ولم يقع شرط في العقد فلا فساد، قوله بشرط جر منفعة أى جرها بشرط أما جرها بغير شرط فلا.
ترشيح المستفيدين 233
والأوجه أن الإقراض من تعود الزيادة بقصدها مكروه
Janji yang dimksud adalah :
PENSyaratan harus membayar lebih yaitu lebih 10 juta maka lebihnya itu masuk riba.
Dalam diskripsi maslah PENsyaratan terjadi jauh setelah permualaan akad maka hukumnya tetap sama (masuk riba).
Intinya : Setiap pensyaratan yang mngandung manfaat pada si Pemberi hutangan MESKIPUN DI awal-awal tak ada PENsyaratan maka tetap masuk riba.
والحاصل ان كل شرط جر نفعا للمقرض فهو ربا. (ولو لم يوجد في بداية العقد ذالك الشرط)
Wallahu a’lamu bisshowab..