PERTANYAAN :
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Langsung saja Ust..
Saya punya pertanyaan, Apabila shohibul mushibah memintakan maaf dosa orang yang sudag mati.
Pertanyaanya, Apakah bisa dimaafkan/bisa diampuni oleh Allah dosanya orang yang meninggal?
JAWABAN :
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Ditafshil :
1. Apabila dosa kepada Allah (حق الله) maka akan diampuni oleh Allah.
Sebagaimana Allah mengajarkan kita untuk mendo’akan orang yang sudah meninggal dunia.
Suroh Al-Hasyr – Ayat 10 :
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdo’a : “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”.
Surat Ibrahim ayat 40-41 :
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الحِسَابَ
Artinya : Ya Tuhan Kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”.
2. Apabila dosa kepada sesama manusia (حق الأدمي) maka wajib memintakan maaf dulu kepada orangnya (kalau berupa hutang maka wajib membayarkannya). Baru setelah itu Allah akan segera memaafkannya.
Cara menyelesaikan hak-hak di antara manusia adalah: sebagaimana diterangkan dalam hadits.
Rasulullah saw. bersabda:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كانت له مظلمة لأخيه من عرضه أو شيء فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم تكن له حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل عليه.
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah (s.a.w) bersabda : Barang siapa memiliki tanggungan kezaliman terhadap saudaranya, entah dalam hal kehormatan atau pun hartanya, maka hendaklah meminta kehalalannya hari ini. Sebelum datang hari(kiamat) di mana tidak berguna lagi dirham dan dinar. Pada hari kiamat nanti,bila seseorang yang menzalimi belum meminta kehalalan dari saudaranya, maka bila ia memiliki amal kebaikan, sebagian amal kebaikannya itu diambil sekadar kezaliman yang ia lakukan untuk diserahkan kepada orang yang pernah ia zalimi.Bila ia sudah tidak memiliki sisa amal kebaikan, maka dosa yang dimiliki orang yang pernah ia zalimi di dunia akan dilimpahkan kepadanya senilai kezaliman yang pernah ia lakukan. (HR. Bukhari dari Abu Hurairah r.a.).
Jika dosa yang berhubungan dengan hutang kepada sesama manusia maka bayarlah hutang tersebut.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda :
نَفْسُ الْـمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّىٰ يُقْضَى عَنْهُ
Artinya : Jiwa seorang mukmin itu terkatung-katung dengan sebab utangnya sampai hutang dilunasi.
Redaksi Hadits :
باب ما جاء عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال نفس المؤمن معلقة بدينه حتى يقضى عنه
1078 حدثنا محمود بن غيلان حدثنا أبو أسامة عن زكريا بن أبي زائدة عن سعد بن إبراهيم عن أبي سلمة عن أبي هريرة قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم نفس المؤمن معلقة بدينه حتى يقضى عنه
http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?idfrom=1964&idto=1967&bk_no=56&ID=753#docu
– Kitab Minhaj al-‘Aabidiin :
ﺛﻢ ﺭﺃﻳﺖ ﻓﻰ ﻣﻨﻬﺎﺝ ﺍﻟﻌﺎﺑﺪﻳﻦ ﻟﻠﻐﺰﺍﻟﻰ ﺃﻥ ﺍﻟﺬﻧﻮﺏ ﺍﻟﺘﻰ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ ﺇﻣﺎ ﻓﻰ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﻭﻳﺠﺐ ﺭﺩﻩ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﻜﻨﺔ ﻓﺈﻥ ﻋﺠﺰ ﻟﻔﻘﺮ ﺍﺳﺘﺤﻠﻪ ﻓﺈﻥ ﻋﺠﺰ ﻋﻦ ﺍﺳﺘﺤﻼﻟﻪ ﻟﻐﻴﺒﺘﻪ ﺃﻭ ﻣﻮﺗﻪ ﻭﺃﻣﻜﻦ ﺍﻟﺘﺼﺪﻕ ﻋﻨﻪ ﻓﻌﻠﻪ ﻭﺇﻻ ﻓﻠﻴﻜﺜﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﺴﻨﺎﺕ ﻭﻳﺮﺟﻊ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻳﺘﻀﺮﻉ ﺇﻟﻴﻪ ﻓﻰ ﺃﻥ ﻳﺮﺿﻴﻪ ﻋﻨﻪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ .ﺍﻫـ.
(حياة الجمال، ٧/٣٨٨)
“Kemudian aku melihat dalam kitab Minhaj al-‘Aabidiin karya al-Ghozaly dikatakan : Bahwa dosa yang terjadi antar sesama hamba-hamba Allah
adakalanya berhubungan dengan harta benda Dan wajib mengembalikan harta tersebut (pada pemilik harta) bila dalam kondisi berkemungkinan, bila tidak
mampu karena kefakirannya maka mintalah halal darinya, bila tidak mampu meminta halal karena
ketiadaannya atau telah meninggalnya dan (pemilik tanggungan) berkemungkinan bersedekah, maka
bersedekahlah dengan atas namanya, dan bila masih tidak mampu maka perbanyaklah berbuat kebajikan,
kembalikan segalanya pada Allah, rendahkanlah diri dihadapanNya agar kelak dihari kiamat Allah meridhoi beban tanggungan harta (yang masih
belum tertuntaskan)”
Hasyatul Jamal V/388.
Wallahu A’lam Bis showaab..