N012. PEMASRAHAN WALI NIKAH SECARA ONLINE

PERTANYAAN :n

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Mohon maaf, Barangkali ada ibarot dari kitab yang membolehkan tawkiilulwaliyyi melalui telpon di HP, melalui WhatsApp, melalui Imo. Mohon ibarot yang dari kitab itu disebutkan. Saya mengucapkan terimakasih atas jawabannya.

JAWABAN :

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته.

Hukum tawkil untuk akad nikah lewat telepon adalah sah, selama taukil tersebut dapat dipahami dan tidak ada penolakan dari pihak yang menerima wakalah.

Dasar Pengambilan :

Kitab Asy Syarqowi juz 2 halaman 10

(قَوْلُهُ وَصِيْغَةً) كَوَكَّلْتُكَ فِى كَذَا او فَوَّضْتُ إِلَيْكَ كَذَا سَوَاءٌ كَانَ ذَلِكَ مَشَافَهَةً او كِتَابَةً او مُرَاسَلَةً وَيُشْتَرَطُ عَدَمُ رَدِّهَا كَمَا يَأْتِى وَلاَ يُشْتَرَطُ العِلْمُ بِهَا. فَلَو وَكَّلَهُ وَهُوَ لاَيَعْلَمُ صَحَّتْ حَتَّى لَوْ تَصَرَّفَ قَبْلَ عِلْمِهِ صَحَّ كَبَيْعِ مَالِ أَبْيْهِ يَظُنُّ حَيَاتِهِ.

(Ucapan mushannif “dan shighat”) seperti: Aku mewakilkan kepadamu dalam masalah demikian, atau aku menyerahkan kepadamu demikian. Baik penyerahan itu secara lisan atau secara tertulis atau pengiriman utusan. Disyaratkan pula tidak ada penolakan terhadap wakalah (perwakilan) tersebut sebagaimana keterangan yang akan datang, dan tidak disyaratkan mengetahui wakalah. Andaikata seseorang mewakilkan kepadanya sedang dia tidak tahu, maka sah wakalah tersebut; sehingga andaikata dia mentasarufkan sebelum mengetahui ada wakalah, tasaruf(distribusi)-nya sah, seperti menjual harta ayahnya yang dia sangka ayahnya masih hidup.

Kitab Bujairimi ‘Ala al Iqna’ juz 3 halaman 10

وَجُمْلَةُ مَا ذَكَرَهُ مِنْ شُرُوطِ الصِّيْغَةِ خَمْسَةٌ وَذَكَرَ فِى شَرْحِ المِنْهَجِ أرْبَعَةٌ:… إلَى أنْ قَالَ: الثَّانِى: أنْ يَتَلَفَّظَ بِحَيْثُ يَسْمَعُهُ مَنْ بِقُرْبِهِ وَإِنْ لَمْ يَسْمَعْهُ صَاحِبُهُ بِأَنْ بَلَغَهُ ذَلِكَ فَورًا او حَمَلَتْهُ الرِّيْحُ إلَيْهِ فَقَبِلَ.

“Jumlah dari apa yang telah mushannif sebutkan tentang syarat-syarat shighat adalah lima dan dalam kitab Syarah Minhaj, mushannif menyebutkan empat: … sampai mushannif berkata: “Yang kedua, hendaklah seseorang mengucapkan sekira orang yang berada didekatnya mendengar ucapannya, meskipun temannya tidak mendengar, dengan sekita dia menyampaikan hal tersebut kepada temannya seketika, atau angin telah membawa ucapan tersebut kepada temannya dan temannya menerima.

TAMBAHAN :

1. Dalam mewakilkan perwalian nikah melalui telefon atau surat kepada seseorang yang dipercayainya hukumnya diperbolehkan. Dan akan lebih baik jika yang mewakilkan mengenali suara dan mendengar langsung dari penerima wakil supaya tidak ada keraguan. Adapun yang tidak diperbolehkan adalah akad nikah yang melalui telepon, karena disyaratkan baginya (wali perempuan) dan kedua saksi harus hadir dalam satu dimajlis.

(2). Adapun diantara beberapa syarat sahnya taukil sebagai berikut :

(a). Adanya orang yang mewakilkan.
(b). Orang yang diberi wakil.
(c). Ucapan atau lafadz seperti berkata: Aku mewakilkan kepadamu untuk menikahkan anak saya yang bernama fulanah dengan fulan bin fulan.
(d). Sesuatu yang diwakilkan.

NB: Dan menurut qaul yang mu’tamad bahwa yang didahulukan adalah wakil ketimbang KUA.

Referensi Kitab:

(1). Hasyiayah As_Syarwani. Juz 5. Hal 359-360.
(2). Fiqhul Islam wa adillatuh. Juz 4. Hal 109.
(3). Tuhfatul Muhtaj. Juz 5. Hal 309.
(4). Hasyiyah As_Syarqowi. Juz 2. Hal 229.
(5). Fiqhul Islam wa Adillatuh. Juz 9. Hal 112.
(6). Kifayatul Akhyar. Juz 2. Hal 5.
(7). Nihayatuz Zain.Juz 1. Hal 251.

Wallahu a’lamu bisshowab..

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *